28 Agus 2013 ,at 01.20
Sudah seminggu ini rasanya menjadi manusia kelelawar,yah,
mahasiswa tanpa tuntutan jadwal kuliah yang nyata. Akibatnya, Malam jadi lebih menarik dari pada teriknya
sinar matahari. dan tanpa terkecuali malam ini, tanggal 28 agustus 2013, hari
berkurang nya umur saya ke 23 kalinya, mata kembali susah diajak kompromi. Yah,
nggak ada salahnya nulis tengah malam dari pada melamunkan probabilitas-probabilitas
kehidupan yang tak pasti. Toh, bulan kuning kemerah-merahan nan indah siap
menemani. (eh ini bukan maksutnya alay loh, tapi beneran, bagi yang sadar , suka
dan hobi melihat indahnya langit, akhir-akhir ini bulan terlihat berbeda dari
yang biasanya, #ah susah deh untuk dijelaskan).
Yah, sambil sekali-kali melirik bulan yang berada tepat
segaris dari tempat tidur dan jendela kos saya , tiba-tiba saja terlintas tentang
ritual “perayaan” ulang tahun yang biasanya dilakukan dirumah. Ibu biasanya
akan memasak kue bolu (eh, iya bolu namanya ya? yang penting besar,seperti
donat gede) yang memang sudah keahliannya, sederhana sekali, dan ingat #tanpa
lilin loh (annoyed),
Malam harinya sehabis sholat magrib biasanya Ibu menyuruh
saya, atau pun kakak dan adik saya yang sedang berulang tahun untuk duduk di
sofa ruang tamu, berdua, dengan kue bolu hangat diatas meja. Nah, ritual yang
sangat membosankan serta yang sangat berkesan ini segera akan dimulai, bosan
ketika langsung merasakannya, dan berkesan ketika melewatkannya seperti
sekarang ini. Dengan mukena yang masih terpasang setelah sholat magrib ibu
memulai pertanyaan demi pertanyaan dengan lemah lembut “nah, jadi sudah berapa
umur sekarang?(sambil tersenyum), apa yang kira-kira sudah kamu dapatkan dari
tahun kemaren?, apa saja yang sudah bertambah rasanya?.....bla bla bla bla...kemudian
dilanjutkan dengan nasehat-nasehat sampai lebih kurang 1,5jam ) dan jujur saja satu pertanyaan yang benar-benar saya pikirkan saat itu hanyalah “berapa menit lagi selesainya nih?”. Iya sih saya akui dan wajar seorang ibu
menasehatkan anaknya seperti itu, tapi entah kenapa susah sekali untuk mendengarkan,
dan benar-benar merasakan pertanyaan-pertanyaan dan nasehat beliau. Kenapa ya?.
Susah sekali mengambil hikmah langsung
Nah, dan yang saya maksut “berkesan” tadi adalah ketika
momen-momen seperti malam ini. Momen hari kelahiran saya 28 agustus , Walaupun saya
nggak dirumah, tapi tetap saja, petuah-petuah, pertanyaan-pertanyaan dan, nasehat-nasehat
ibu terasa hadir untuk dipertanyakan kembali, dan yang satu hal yang aneh
adalah pertanyaan-pertanyaan, dan nasehat-nasehat ini terasa sangat dalam maknanya
dan juga Improvisasi yang begitu luas justru disaat sepeti sekarang ini :
23 tahun loh?. 23 tahuuun. Kebanyakan orang sudah mencicipi
dunia kerja di umur segini. Dan saya?masih minta-minta uang kan?... Apa yang
beda dari tahun-tahun sebelumnya? Apakah sama?, terus buat apa berkeliaran di
bumi Allah selama ini?...oke deh ga usah “selama ini” cukup “setahun ini” saja,
buat apa?..... Menyampah sajakah?, oke deh anak kuliahan, apa sudah bertambah
ilmunya , sampai mana bertambahnya? ... laptop digunakan untuk apa?mana yang
gede file-file kuliah atau film-film ga jelas?. Kepadang untuk “survive” sajakah?
Semua orang juga bisa. ... Sudah kah terpenuhi tanggung jawab sebagai Mahasiswa
kepada orang tua?.... . Agamanya sampai mana?... mengaji sekali berapa
bulan?... subuh bangun jam berapa?...isya sholat jam berapa?... hafalan ayat
ada ga bertambah?... kapan terakhir sholat tahjud karena ada maunya?... sholat
masih kah musim-musiman?...sudah benar-benar bermanfaatkah bagi orang lain?
.....
Klise rasanya memang ketika pertanyaan ini datang dari orang
lain walaupun dari ibu sendiri, serasa seperti anak kecil yang tak tahu caranya
mengintropeksi diri sendiri. Tapi bagaimana pun itu esensi yang terkandung
didalamnya sangatlah dahsyat ketika saya menyadarinya. Menyadari bahwa betapa
kecilnya diri ini, betapa banyak yang
harus diperbaiki , menyadari bahwa banyak yang harus ditambah lagi , serta
betapa tak pantasnya meneggak kan kepala nan kerdil ini.
Dan dimalam yang penuh nikmat ini satu do’a saya panjatkan, “Semoga
pada 28 agustus selanjutnya banyak pertanyaan yang bisa dijawab dengan lantang”.
Amiiiiiiiiinnnn...
Thanks to Allah for sending me this “guardian angel” .... a
great mom ..